BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin cepatnya perkembangan teknologi dan
tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha, merupakan sebuah tantangan yang
harus dihadapi oleh semua pihak, terutama dalam dunia industri yang tidak bisa
lepas dari teknologi elektronika dan informasi. Perubahan serta perkembangan
yang sudah dicapai seperti otomatisasi dan komputerisasi telah sedemikian
cepatnya dan menuntut kalangan industri serta para praktisi yang berkecimpung
didalamnya untuk lebih siap menghadapi kemajuan yang ada.
Sementara itu
di satu sisi masih terdapat kesenjangan antara dunia pendidikan kita, khususnya
dari kalangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dengan dunia kerja yang
sebenarnya. Kenyataan yang kita temui saat ini adalah para siswa lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hanya sebagai sumber daya yang siap latih,
bukan siap pakai. Penyebab utamanya adalah ketertinggalan terhadap perkembangan teknologi dan informasi
yang ada di dunia luar.
Untuk itu,
sebagai salah satu upaya yang ditempuh oleh Siswa Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) untuk mengantisipasi permasalahan di atas adalah dengan mewajibkan setiap
siswanya untuk mengikuti Program Praktek Kerja Industri (Prakerin) di suatu
lembaga, instansi atau perusahaan, baik pemerintah maupun swasta, yang sesuai
dengan disiplin ilmu yang ditekuninya. Dengan Praktek Kerja Industri pada
perusahaan-perusahaan atau instansi tertentu diharapkan siswa dapat memiliki
gambaran yang lebih mendalam tentang kondisi nyata di dunia kerja, sekaligus
dapat menambah pengalaman serta membuka cakrawala pandang yang lebih luas yang
mungkin tidak didapatkan di bangku sekolah.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan
Praktek Kerja Industri ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pentingnya
pemahaman dan pengalaman dalam dunia nyata tentang penerapan disiplin ilmu yang
telah dipelajari di bangku sekolah.
2. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan salah satu
persyaratan kelulusan Siswa SMK.
3. Pentingnya bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat, Praktek Kerja
Industri merupakan salah satu cara belajar bersosialisasi dalam lingkungan yang
lebih heterogen.
Adapun tujuan yang ingin
dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penerapan atau
implementasi dari ilmu atau teori yang selama ini diperoleh melalui bangku
sekolah dan membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
2. Untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman yang akan
membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni
selama ini.
3. Siswa dapat mengetahui produktivitas Perusahaan atau Instansi .
4. Siswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja Perusahaan atau
Instansi dan terjun atau turut serta dalam proses.
1.3 Manfaat Prakerin
Manfaat yang diperoleh dalam
melaksanakan Prakter Kerja Industri (Prakerin) yang penulis lakukan pada kantor
Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan adalah memberikan gambaran yang
jelas tentang dunia kerja selama ini tak pernah dijalani secara nyata dan
bertanggung jawab dalam beraktifitas dan dalam bekerja.
Selain gambaran dunia kerja dan
tanggung jawab, interaksi antar satu sama lain sangat diperlukan untuk
menyelesaikan segala sesuatunya dengan baik, interaksi dengan orang lain sangat
diperlukan dalam bekerja dan dapat diaplikasikan setelah berada dalam dunia
kerja yang sebenarnya.
BAB II
DESKRIPSI LOKASI KEGIATAN
PRAKERIN
2.1
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
2.1.1 Tempat
Di
Kantor Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan, Jalan Andi Pangerang Petta
Rani No. 90 Makassar
2.1.2 Waktu
Lamanya
pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah 3 bulan terhitung dari
tanggal 09 Januari 2012 sampai dengan 09 April 2012 dengan waktu kerja lima hari, yaitu :
Hari : Senin,Selasa,Rabu,Kamis, dan Jumat
Pukul : 08.00 sampai 15.00
2.2 Sejarah Kantor Dinas Bina Marga Provinsi
Sulawesi Selatan
2.2.1 Sejarah Singkat Departemen Pekerjaan Umum (PU) di Indonesia
Departemen Pekerjaan Umum, biasa
disebut Departemen PU, sempat bernama “Departemen Permukiman dan Pengembangan
Wilayah” (1999-2000) dan “Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah”
(2000-2004), adalah departemen dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan
pekerjaan umum. Departemen PU dipimpin oleh seorang Menteri Pekerjaan Umum yang
sejak tanggal 21 Oktober 2004 dijabat oleh Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE..
Sejarah
Era Hindia Belanda
Istilah “Pekerjaan Umum” adalah
terjemahan dari istilah bahasa Belanda Openbare Werken yang pada zaman Hindia
Belanda disebut Waterstaat swerken. Di lingkungan Pusat Pemerintahan dibina
oleh Dep.Van Verkeer & Waterstaat (Dep.V&W), yang sebelumnya terdiri
dari 2 Dept.Van Guovernements Bedri jven dan Dept.Van Burgewrlijke Openbare
Werken. Dep. V dan W dikepalai oleh seorang Direktur, yang membawahi beberapa
Afdelingen dan Diensten sesuai dengan tugas/wewenang Depertemen ini.
Yang
meliputi bidang PU (openbare werken) termasuk afdeling Waterstaat,dengan onder
afdelingen. : Lands gebouwen, Wegen, Irrigatie & Assainering, Water Kracht,
Constructie burreau (untuk jembatan). Disamping yang tersebut di atas, yang
meliputi bidang PU (Openbare Werken) juga afd. Havenwezen (Pelabuhan),afd.
Electriciteitswezen (Kelistrikan)dan afd. Luchtvaart (Penerbangan Sipil).
Organisasi P.U (Open-bare werken) di daerah-daerah adalah
sebagai berikut :
Di
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur urusan Waterstaat/openbare
werken diserahkan pada Pemerintahan Propinsi yang disebut rovinciale
Waterstaatdienst” dan dikepalai oleh seorang Hoofd Provinciale
Waterstaatsdients (H.P.W)
Di wilayah Gouv Yogyakarta dan Gouv Surakarta urusan-urusan Pekerjaan Umum/Waterstaat dijalankan oleh “Sultanas Werken” (yogya) “Rijkswerken” (Surakarta), Mangkunegaranwerken”. Disamping itu di wilayah Vorstenlander terdapat 3 organisasi “Waterschap”, “s” Lands gebouwendienst”, Regentschap Werken” dan “Gremeente werken”.
Untuk daerah luar jawa Gouv.Sumatera, Borneo (Kalimantan) dan Grote Oost (Indonesia Timur) terdapat organisasi “Gewestelijke Inspectie v/d Waterstaat” dikepalai oleh seorang Inspektur. Di wilayah residentie terdapat “Residentie Water Staatsdienst” yang dahulu dikenal dengan nama “Dienst der B.O.W”. dan kepala dinas ini biasa disebut “E.A.Q” (Eerst Aanwzend Waterstaatsambtenar).
Ketentuan yang dikeluarkan pada jaman Hindia Belanda untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam lingkungan Pekerjaan Umum dapat dibaca dalam “A.W.R”. 1936 B.W.R 1934 dan “W.V.O/W.V.V.”.
Di wilayah Gouv Yogyakarta dan Gouv Surakarta urusan-urusan Pekerjaan Umum/Waterstaat dijalankan oleh “Sultanas Werken” (yogya) “Rijkswerken” (Surakarta), Mangkunegaranwerken”. Disamping itu di wilayah Vorstenlander terdapat 3 organisasi “Waterschap”, “s” Lands gebouwendienst”, Regentschap Werken” dan “Gremeente werken”.
Untuk daerah luar jawa Gouv.Sumatera, Borneo (Kalimantan) dan Grote Oost (Indonesia Timur) terdapat organisasi “Gewestelijke Inspectie v/d Waterstaat” dikepalai oleh seorang Inspektur. Di wilayah residentie terdapat “Residentie Water Staatsdienst” yang dahulu dikenal dengan nama “Dienst der B.O.W”. dan kepala dinas ini biasa disebut “E.A.Q” (Eerst Aanwzend Waterstaatsambtenar).
Ketentuan yang dikeluarkan pada jaman Hindia Belanda untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam lingkungan Pekerjaan Umum dapat dibaca dalam “A.W.R”. 1936 B.W.R 1934 dan “W.V.O/W.V.V.”.
Era Jepang
Setelah Belanda menyerahkan dalam
perang pasifik pada tahun 1942, kepada Jepang, maka daerah Indonesia ini dibagi
oleh Jepang dalam 3 wilayah pemerintahan, yaitu Jawa/Madura, Sumatera dan
Indonesia Timur dan tidak ada Pusat Pemerintahan tertinggi di Indonesia yang
menguasai ke 3 wilayah pemerintahan tersebut.
Dibidang
Pekerjaan Umum pada tiap-tiap wilayah organisasi Pemerintahan Militer Jepang
tersebut diatas, diperlukan organisasi zaman Hindia Belanda dan disesuaikan
dengan ketentuan-ketentuan dari fihak jepang,kantor pusat “V & W”. di
Bandung, dinamakan “Kotubu Bunsitsu”, sejak saat itu istilah “Pekerjaan Oemoem”
(P.O), Oeroesan Pekerdjaan Oemoem (O.P.O), “Pekerjaan Umum” (PU), disampinmg
“Doboku” lazim dipergunakan.
Kotubu
Bonsitsu di Bandung hanya mempunyai hubungan dengan wilayah Pemerintahan di
Jawa/Madura, hubungan dengan luar Jawa tidak ada. Organisasi Pekerjaan Umum di
daerah-daerah, di Karesidenan-Karesidenan pada umumnya berdiri sendiri-sendiri.
Sistem pelaksanaan pekerjaan ada yang mempergunakan sistem dan nama jaman Ned. Indie,
disamping menurut sistem Jepang.
Indonesia
Setelah Indonesia memproklamirkan
Kemerdekaan pada tanggal 17-8-1945, maka semenjak itu Pemuda-pemuda Indonesia
mulai berangsur-angsur merebut kekuasaan Pemerintahan dari tangan Jepang baik
di pusat pemerintahan (Jakarta/Bandung) maupun Pemerintahan Daerah-daerah.
Sesudah
Pemerintahan Indonesia membentuk Kabinet yang pertama, maka pada Menteri mulai
menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada waktu itu (1945)
berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung V.&W. (dikenal
dengan nama “Gedung Sate”).
Ketika Belanda ingin mengembalikan
kekuasaaan pemerintahan di Hindia Belanda sebelum perang, datang mengikuti
Tentara Sekutu masuk ke Indonesia. Akibat dari keinginan Pemerintahan Belanda
ini, terjadilah pertentangan fisik dengan Pemuda Indonesia yang ingin
mempertahankan tanah air berikut gedung-gedung yang telah didudukinya, antara
lain “Gedung Sate” yang telah menjadi Gedung Departemen Pekerjaan Umum pada
waktu itu (peristiwa bersejarah itu dikenal dengan peristiwa “3 Desember
1945″).
Pada
waktu revolusi fisik dari tahun 1945 s/d 1949, Pemerintah Pusat RI di Jakarta
terpaksa mengungsi ke Purworejo untuk selanjutnya ke Yogyakarta, begitu juga
Kementerian PU. Sesudah Pemerintahan Belanda tahun 1949 mengakui kemerdekaan
Republik Indonesia maka pusat pemerintahan RI di Yogyakarta, berpindah lagi ke
Jakarta.
Sejak
tahun 1945 itu, Pekerjaan Umum (PU) telah sering mengalami perobahan pimpinan
dan organisasi,sesuai situasi politik pada waktu itu. Sebagai gambaran garis
besar organisasi PUT diuraikan sebagai berikut:
Sebelum
tentara Belanda masuk ke Yogyakarta Susunan Kemerdekaan PU. Perhubungan dapat
dibagi menjadi 8 Jawatan dan 4 Balai.
Khusus pada masa Republik India Serikat Kementerian Perhubungan dan POU RIS dibagi dalam beberapa Departemen dan beberapa Jawatan dan beberapa instansi yang hubungan erat dengan tugas dari dep.PU. RIS.
Kementerian Perhubungan PU.RIS tersebut terdiri atas penggabungan 3 Departemen prae federal yaitu:
Khusus pada masa Republik India Serikat Kementerian Perhubungan dan POU RIS dibagi dalam beberapa Departemen dan beberapa Jawatan dan beberapa instansi yang hubungan erat dengan tugas dari dep.PU. RIS.
Kementerian Perhubungan PU.RIS tersebut terdiri atas penggabungan 3 Departemen prae federal yaitu:
-
Departemen
Verkeer, Energie dan Mynbouw dulu (kecuali Mynbouw yang masuk dalam kementerian
Kemakmuran).
-
Departemen
Van Waterstaat di Wederopbouw
-
Departemen
Van Scheepvaart
Penggabungan
dari 3 Departemen dari pemerintahan prae federal dalam satu Kementerian yaitu
Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS dianggap perlu, supaya hubungan 3
Departemen tersebut satu dengan lain menjadi sangat erat, terlebih-lebih jika
diingat, bahwa untuk pembangunan Negara akan diadakan koordinasi dan
rasionalisasi yang baik dan adanya tenaga ahli dan pula untuk melancarkan semua
tugas yang dibebankan pada Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS.
Khusus pada permulaan terbentuknya
Negara Kesatuan RI, maka susunan Kementerian berbeda sebagai berikut: Dalam
masa prolog G 30 S. PKI terjadilah dalam sejarah Pemerintahan RI suatu Kabinet
yang besar disebut dengan nama Kabinet DwiKora atau Kabinet 100 Menteri, dimana
pada masa ini dibentuk Koordinator Kementerian. Tidak luput Departemen PUT.
yang pada masa itu ikut mengalami perubahan organisasi menjadi 5 Dept. dibawah
Kompartemen PUT Kabinet Dwikora, dipimpin Jenderal Suprajogi. Adapun
Kompartemen PUT ketika membawahi, antara lain:
-
Departemen
Listrik dan Ketenagaan
-
Departemen
Bina Marga
-
Departemen
Cipta Karya Konstruksi
-
Departemen
Pengairan Dasar
-
Departemen
Jalan Raya Sumatera
Setelah
peristiwa G.30S PKI Pemerintah segera menyempurnakan Kabinet Dwikora dengan
menunjuk Ir.Soetami, sebagai menteri PUT untuk memimpin Kompartemen PUT.
Kabinet yang disempurnakan itu tidak dapat lama dipertahankan.
Kabinet Ampera, sebagai Kabinet
pertama dalam masa Orde Baru. Kembali organisasi PUT dibentuk dengan
Ir.Soetami, sebagai Menteri. Dengan Surat Keputusan Menteri PUT tertanggal 17
Juni 1968 N0.3/PRT/1968 dan dirobah dengan Peraturan Menteri PUT tertanggal 1
Juni 1970 Nomor 4/PRT/1970. Departemen PUT telah memiliki suatu susunan
struktur Organisasi.
Sebagai gambaran lebih jauh
pembagian tugas-tugas dalam lingkungan Dep. PUT, maka pada waktu itu azas
tugas-tugas PU telah diserahkan pada kewenangan daerah itu sendiri.
Gedung sate,bandung
|
2.2.2 Sejarah
Singkat Berdirinya Dinas Prasarana Wilayah (PU. Bina Marga Secara Umum)
Peristiwa
ini terjadi pada tanggal 3 Desember 1945 di Kota Bandung pada waktu memuncaknya perjuangan fisik Bangsa Indonesia melawan tentara sekutu
untuk mempertahankan kemerdekaan
yang telah di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945. Dalam pertempuran yang
dahsyat yang terjadi pada hari tanggal tersebut diatas,
telah gugur 7 orang pemuda Pegawai PU, untuk mempertahankan gedung
“ V & W “ ( terkenal dengan nama
Gedung Sate ) yang terletak di
jalan Diponegoro No. 22 Bandung. gedung ini dipertahankan
mati-matian sampai titik darah yang
penghabisan oleh para pemuda /
Pegawai Departemen PU. karena mereka sadar bahwa gedung tersebut pada waktu itu dipergunakan sebagai Kantor Pusat Departemen
PU. Republik Indonesia.
Gedung
Sate diambil alih oleh gerakan D.P.U dari Jepang dan kewajiban mereka
selanjutnya, mempertahankan dan memelihara segala apa yang telah diambil alih
itu, jangan sampai direbut kembali oleh musuh.
Guna
dapat menyusun pertahanan yang kompak, maka gerakan pemuda ini lalu membentuk suatu seksi pertahanan yang dipersenjatai dengan geranat, beberapa pucuk bedil dan senjata api lainnya
yang dapat mereka rebut dari
tentara Jepang. Para permulaan kegiatannya, gerakan-gerakan pemuda hanya
menghadapi satu kekuatan lawan bersenjata, yaitu tentara Jepang. Tetapi menjelang akhir bulan September 1945, disana-sini di tanah air kita mulailah mengalir tentara pendudukan Sekutu yang katanya
ditugaskan untuk menjaga keamanan
dan menyelesaikan tawanan perang,
akibat bertekuk lututnya Jepang kepada Sekutu.
Pada
tanggal 24 Nopember 1945 di bagian utara kota Bandung, meletus suatu pertempuran yang hebat. Penduduk-penduduk sekitarnya banyak yang telah
mengungsi ke bagian kota
lain yang keadaannya masih aman. Pada
waktu itu Gedung Sate dipertahankan oleh
gerakan pemuda PU yang diperkuat
oleh satu pasukan badan perjuangan yang terdiri ± 40 orang, dengan persenjataan
yang agak lengkap. tetapi bantuan yang diberikan itu tidak lama, karena pada tanggal 20 Nopember 1945 pasukan tersebut lalu ditarik dari markas pertahanan Departemen
Perhubungan dan PU.
Semula belum diketahui dengan pasti, dimana jenazah-jenazah dari
7 orang pemuda itu dikebumikan. Barulah pada bulan Agustus
1952 oleh beberapa bekas kawan seperjuangan
mereka, dicari disekitar
Gedung Sate, dan hasilnya hanya
diketemukan 4 jenazah yang sudah berupa kerangka, 4 kerangka ini kemudian dipindahkan ke Taman Pahlawan Cilutra
Bandung.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasa dari 3 orang pemuda
lainnya yang kerangkanya tak dapat diketemukan, lalu dibuatlah 2 tanda peringatan, yang satu dipasang
dalam gedung sate, dan yang
lainnya berwujud sebuah “ Batu Alam “
yang besar dan ditandai dengan
tulisan nama-nama ke 7 orang pemuda yang gugur tersebut
dan ditaruh dibelakang halaman
gedung sate.
Dan
Pada tanggal 3 Desember 1951 oleh
J. M. Menteri P.U.T yaitu Ir. Ukar Bratakusumah, ke 7 pemuda
tersebut dinjyatakan dan dihormat
sebagai “ Pemuda yang berjasah “ dan tanda penghargaan itu telah pula disampaikan
kepada para keluarga mereka yang ditinggalkan.
Demikianlah “ Peristiwa
3 Desember 1945 “ telah tercatat
dalam Sejarah Perjuangan Kemerdekaan
Republik Indonesia dan sejarah
Perkembangan Pekerjaan Umum pada khususnya, dan telah
dipersembahkan : “ SAPTA TARUNA
KESATRIANNYA ” keharibaan Ibu
Pertiwi.
Peristiwa 3 Desember 1945 telah melahirkan suatu
Korps Pemuda / Pegawai Pekerjaan Umum yang
mempunyai kesadaran sosial, Jiwa
kesatuan ( corp geest ), Rasa kesetia kawanan (
silidaritas ) serta kebanggaan khususnya
dalam Bidang Pekerjaan Umum.
Peristiwa 3
Desember 1945 akan dikenan
dan diperingati sebagai Hari Kebaktian
Pekerjaan Umum, dan dengan
kebulatan tekad untuk meneruskan perjuangan
dan pengabdian “ SAPTA TARUNA KESATRIANNYA
“, Warga Pekerjaan Umum berjuang dan bekerja mengabdikan
diri untuk mengisi kemerdekaan
Republik Indonesia.
2.2.3
Kedudukan, Tugas Pokok Fungsi
a. Kedudukan
1. Dinas Bina Marga adalah unsure
pelaksanaan pemerintah daerah di bidang Pekerjaan Umum Bina Marga.
2. Dinas
Bina Marga dipimping oleh seorang kepala Dinas Bina Marga yang berada dibawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Kepala Daerah.
b. Tugas Pokok
Tugas pokok Dinas Bina Marga,
yaitu ;
1. Menyelenggarakan
sebagian urusan rumah tangga daerah dibidang Pekerjaan Umum Bina Marga.
2. Menyelenggarakan
tugas pembantu yang diberikan oleh pemerintah dibidang Pekerjaan Umum Bina
Marga.
c. Fungsi
Untuk
menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 3 pengaturan
daerah ini, Dinas Bina Marga mempunyai fungsi, yaitu:
1. Perumusan,
perencanaan kebijaksanaan teknis pembangunan dan pengelola, Pembina umum
pemberi bimbingan serta perizinan dibidang Bina Marga sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.
2. Pengawasan
pengendalian teknis dibidang Bina Marga sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Gubernur Kepala Daerah.
3. Pembina
atau bimbingan terhadap Dinas Lingkup Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota madya
Daerah Tingkat II di bidang Bina Marga yang bersifat teknis fungsional berdasarkan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU)
4. Pengelola
Tata Usaha Dinas
5. Pengelola
pelaksanaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD)
2.3 Sturuktur Organisasi dan Uraian Tugas
2.3.1 Sturuktur Organisasi
Susunan
organisasi Dinas Bina Marga terdiri atas :
1. Kepala
Dinas.
2. Sekertariat.
3. Bidang
Bina Teknik (Bintek).
4. Bidang
Pembangunan Jalan dan Jembatan.
5. Bidang
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
6. Bidang
Pengujian dan Pengembangan Teknologi.
7. Sub
Bagian.
8. Seksi
Adapun sturuktur organisasi pada
Dinas Bina Marga Prov. Sul-Sel adalah sebagai berikut :
2.3.2
Uraian
Tugas Para Staf Dinas Bina Marga
1. Kepala
Dinas Bina Marga
Kepala Dinas Bina Marga mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan di bidang kebinamargaan berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris
mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis
dan administrasi urusan umum, kepegawaian, keuangan serta penyusunan program
dalam lingkungan Dinas Bina Marga.
Sekretariat
terdiri dari :
a. Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub
Bagian Program
c. Sub
Bagian Keuangan
3. Bidang
Bina Teknik (Bintek)
Bidang Bina teknik dipimpin oleh
Kepala Bidang mempunyai tugas pokokmelaksanakan perencanaan teknis,
pengembangan dasar-dasar perencanaan, penyusunan prioritas penanganan jaringan
jalan dan jembatan, penyusunan analisa dampak lingkungan dan dampak social
budaya, rencana umum pengembangan jalan provinsi dan melaksanakan pengawasan,
pemantauan dan manfaat jalan.
Bidang Bina Teknik terdiri atas:
a. Seksi
Perencanaan.
b. Seksi
Pengambangan Jaringan dan Leger Jalan.
c. Seksi
Pengawasan Pemanfaatan Jalan.
4. Bidang
Pembangunan Jalan dan Jembatan
Bidang
Pembangunan Jalan dan Jembatan dipimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas
pokok melaksanakan pembinaan pengelolaan pembangunan prasarana jalan dan
jembatan provinsi.
Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan
terdiri atas:
a. Seksi
Pembangunan.
b. Seksi
Tata Teknis.
c. Seksi
Pembinaan Jasa Konstruksi.
5. Bidang
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Bidang Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan dipimpin oleh kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan
pembinaan pengelolaan pemeliharaan prasarana jalan dan jembatan propinsi,
pengelolaan, pemeliharaan, pengendalian peralatan dan bahan serta
penanggulangan bencana alam.
Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
terdiri atas:
a. Seksi
Pemeliharaan.
b. Seksi
peralatan.
c. Seksi
Bahan dan Penanganan Tanggap Darurat.
6. Bidang
Pengujian dan Pengembangan Teknologi
Bidang Pengujian dan Pengembangan Teknologi
dipimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan,
pengelolaan, penelitian, dan pengujian mutu konstruksi jalan/jembatan serta
pengkajian dan pengembangan teknologi.
Bidang Pengujian dan Pengembangan Teknologi,
terdiri atas:
a. Seksi
Pengkajian dan Pengembanngan Teknologi.
b. Seksi
Uji Tanah dan Konstruksi Jalan.
c. Seksi
Uji Bahan Beton dan Baja.
2.4
Sarana
dan Prasarana
Sarana
komputer merupakan salah satu faktor yang sangat penting menentukan kemajuan
suatu usaha atau pekerjaan, oleh sebab itu dengan tersedianya sarana komputer
yang cukup memadai sydah pasti akan memperlancar pekerjaan yang sedang
dikerjakan.
Sarana komputer yang ada pada kantor
Dinas Prasarana Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Khususnya pada bagian
penulis ditempatkan selama mengikuti Praktek Kerja Industri (Prakerin) sebagai
berikut:
1.
Bagian Sub Kepegawaian
Terdiri
dari lima unit komputer dan tiga printer, degan spesifikasi sebagai berikut:
Komputer I, dengan spesifikasi sebagai
berikut:
1. Pentium
III 533 Mhz
2. Memori
128 MB
3. Hardisk
20 GB
4. Monitor
14”
5. Sistem
operasi Windows XP
6. Satu
unit Printer Epson Fx-1170
Komputer II, dengan
spesifikasi sebagai berikut:
1. Pentium
II 64 Mhz
2. Memori
64 MB
3. Hardisk
4,5 GB
4. Monitor
14”
5. Sistem
Operasi Windows XP
6. Satu
unit Printer Canon BJC-2100 SP
2.
Bidang Umum
Terdiri
dari lima unit komputer dan lima unit printer, dengan spesifikasi sebagai
berikut:
Komputer III, dengan spesifikasi
sebagai berikut:
1. Intel
(R)
2. Memori
2048 MB
3. Hardisk
965.2 GB
4. Monitor
14”
5. Sistem
Operasi Windows 7
6. Satu
unit Printer HP Deskjet F 2235
Komputer IV, dengan
spesifikasi sebagai berikut:
1. Intel Pentium
2. Memori
1024 MB DDR2
3. Hardisk
160 GB
4. Monitor
14”
5. Sistem
Operasi Windows XP
6. Satu
unit HP Deskjet F 380
Sedangkan prasarana yang ada terdiri
dari:
1. Kantor
2. Rumah
Dinas
3. Kendaraan
Dinas
4. Ruang
Rapat
5. Aula
6. Klinik
7. Masjid
8. Pos
Jaga
9. Wifi
BAB III
HASIL
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Kegiatan
yang dilakukan
kegiatan yang dilakukan pada kantor Dinas Bina
Marga Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung selama tiga bulan, penulis
ditempatkan pada bagian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
a.
Bagian Sub Kepegawaian yaitu
mengetik atau menginput dan mencetak absen apel pagi serta membuat daftar
Kenaikan Gaji Berkala (KGB).
b.
Bagian Sub Umum yaitu mengetik
persuratan dan administrasi.
3.2 Masalah atau Kendala yang Dihadapi
Selama
penulis mengikuti kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Kantor Dinas
Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan penulis menemukan masalah/kendala sebagai
berikut:
a.
Kurangnya pengetahuan komputerisasi yang
dimiliki sebagian besar staf di dalam pengelolahan dan pengeksekusian data-data
yang dibutuhkan.
b.
Tidak hanya teknisi yang tersedia
ketika komputer mengalami kerusakan.
3.3 Pemecahan Masalah
Adapun
pemecahan masalah yang dapat kami lakukan yaitu;
a. Memanfaatkan
secara optimal fasilitas yang tersedia sehingga proses kerja kantor dapat lebih
efektif.
b. Menggunakan
antivirus untuk mengurangi resiko komputer terinfeksi virus.
c. Menyediakan
teknisi untuk Maintenance komputer.
d. Mendesain
sistem jaringan dan sistem database.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan selesainya
pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) pada kantor Dinas Bina Marga
Provinsi Sulawesi Selatan selama 3 bulan yang di mulai pada tanggal 09 Januari
2012 sampai dengan 09 April 2012 dan berdasarkan uraian-uraian beberapa isi
laporan serta kegiatan-kegiatan yang tersusun sedemikian rupa, maka penulis
membuat kesimpulan bahwa:
a. Pengetahuan
Komputer pada sebagian besar pegawai dan staff pada Dinas Bina Marga Provinsi
Sulawesi Selatan belum optimal.
b. Dengan
adanya Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini kami dapat mengetahui apa tugas dan fungsi dari instansi yang kami
tempati dan dapat menimba ilmu tentang tugas dan fungsi dari Dinas Bina Marga
Prov. Sul-sel
c. Praktek
Kerja Industri (Prakerin) pada Kantor Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi
Selatan memberikan pengetahuan tentang situasi dunia kerja sesungguhnya dan
rasa tanggung jawab pada suatu pekerjaan.
4.2 Saran
Untuk mencapai sasaran yang
diinginkan penulis, maka penulis memberikan saran yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan antara lain:
4.2.1 Instansi
a. Bagi seluruh staf pegawai Pemerintah Dinas Bina Marga Provinsi
Sulawesi Selatan diharapkan menguasai sistem komputer untuk mengoptimalkan
kinerja.
b. Penambahan komputer sebagai alat pendukung
untuk melancarkan tugas dari tiap-tiap bagian.
4.2.2 SMKN 1 Pinrang
a. Siswa yang melakukn Prakerin khususnya sudah
ditentukan tempat prakerin dan pengadaan survei atau pendataan pendahuluan
untuk mengetahui dan mempersiapkan diri untuk tempat Prakerin tersebut.
b. Untuk selanjutnya dari pihak pelaksanaan
Prakerin SMKN 1 pinrang membekali siswa dengan pengetahuan yang diperlukan pada
saat Prakerin, sehingga siswa lebih siap untuk terjun ke lapangan.
c. Meningkatkan kualitas tenaga pengajar dan
kurikulum yang sesuai agar dapat melahirkan insane akademis yang siap menjawab
tantangan dunia kerja secara nyata.
d. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai
pihak/instansi sehingga membuka peluang kerja bagi alumni SMK Negeri 1 Pinrang.
Daftar Pustaka
-
File KANTOR DINAS BINA MARGA PROVINSI
SULAWESI SELATAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar