Belajarlah bersungguh-sungguh agar kelak kau menjadi orang yang berguna.............

Rabu, 05 September 2012

Skripsi



BAB I
PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang
              Barometer kemajuan dapat dilihat dari sejauh mana ketersediaan sumber daya manusia dari Negara tersebut.  Ketersedian sumber daya dimaksud lebih dititik beratkan pada kualitas manusianya yaitu sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan dan keterampilan guna menunjang pembangunan pada Negara tersebut. Semakin banyak tenaga ahli dan tenaga terampil pada Negara tersebut semakin besar peluang dari Negara yang bersangkutan meraih kemajuan yang akhirnya akan berimbas pada kesejahteraan penduduknya.
                 Implikasinya sekarang siapka institusi kita menghasilkan sumber daya manusia yang mamou bersaing dalam dunia global saat ini dan akan dating? Siapkah pengembang kurikulum maupun guru menghadapi tuntutan kekinian da masa depan? Bagaimana guru menyiapkan siswa agar mereka dapat hidup produktif  dan sukses dan mampu memiliki keterampilan yang diperlukan apabila nanti menjadi anggota masyarakat.
                 Menjawab pertanyaan diatas, guru sebagai  salah satu penentu sumber daya manusia, seyogyanya memperoleh prioritas  dala upaya pengembangan kemampuan profesinya, sehingga ilmu yang mereka miliki dapat diajarkan kepada siswanya dengan berbagai cara yag mereka ketahui. Sebagai tenaga professional guru harus cakap dalam bidangnya, sebab masalah yang mereka hadapi harus dapat dipecahkan dengan cara mereka hadapi. Guru mempunyai tugas yang berat, maka dalam perannya sebagai pengajar dan pendidik harus menggunakan strategi atau model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan suatu bahan pelajara, sehingga apa yang diajarkan kepada siswa dipahami dan dikuasai dengan baik.
                 Jika diamati sebuah kelas, maka hampir di setiap kelas peran guru sangat dominan. Guru menjadi penguasa kelas dengan ceramah yang monoton menjadi andalan dan penentu utama untuk mengajarkan bahan ajar, sehingga guru menjadi satu-satunya menjadi sumber informasi dan pengetahuan yang diterima siswa. Untuk itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa dalam proses belajarnya.
                 Saat ini dibutuhkan model pembelajaran yang dapat menghidupkann pembelajaran suasana kelas. Dengan konsep ini hasil pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dam mengalami, bukan lagi transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dan bagimana cara mencapainya. Mereka akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari pada saat ini akan berguna pada
 kehidupan nanti. Guru hanya bertindak sebagai pengasuh, pembimbing mediator, dan fasilitator.
                 Implementasi kebijakan pemerintah (Depdiknas) yang dituangkan dalam struktur kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Isi 2006 untuk SMP secara tegass dijelaskan bahwa seorang guru dituntut memiliki kemampuan professional. Kemampuan itu termasuk mampu mendesain/merencanakan pembelajaran, mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, dan mampu membimbing siswa.
                 Guru mampu menguasai satu atau dua model pembeajaran belum dapat dikatakan bahwa guru tersebut berpredikat professional. Guru mampu mendesain rencana pembelajaran, tetapi tidak mampu menerapkan didalam kelas karena ada faktor lain, maka guru tersebut belum termasuk professional. Sebaliknya guru tidak mampu mendesain pembelajaran tetapi mampu mengembangkan proses pembelajaran dikelas, itupun dikategorikan belum professional. Guru mampu melakukan dua kompotensi diatas tetapi tidak mampu melakukan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar juga dikategorikan belum professional (UU No:14 tahun 2005).
                 Predikat professional memang sulit dicapai tanpa kerja keras. Guru bekerja keras untuk mengembangkan kemampuan, namun kemampuan guru saat ini dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masih kurang. Guru masih kurang mampu dalam melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan salah satu dari berbagai cara, metode, teknik, strategi, atau model pembelajaran yang dituntut oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Tujuan Pembelajaran Matematika disebutkan dalam sturuktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan standar Isi 2008 untuk SMP.
                 Untuk mencapai kompetensi diatas, sebagaimana yang diharapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, maka guru harus menjabarkan rencana kegiatan pembelajaran kedalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memperhatikan tingkat kemampuan berpikir siswa dengan kerumitan materi/bahan ajar diolah sesuai dengan Kompetensi Dasar, lalu dituangkan kedalam kegiatan pembelajaran, sehingga tercipta proses pembelajaran yang bervariasi. Hal ini dilakukan oleh guru bahasa Indonesia apabila ada komitmen menerapakan model pembelajaran kelas maupun diluar kelas.
                 Karena orientasi di dalam pendidikan adalah peserta didik, maka kegiatan mengajar akan mempengaruhi kegiatan peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik harus dibekali bagaimana belajar dari suasana yang meriah dengan segala nuansanya. Tujuan yang ingin dicapai dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tidak hanya kemampuan akademik dalam pengetian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsure kerja sama
Untuk menguasai materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi cirri khas dari model kooperatif
                 Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya penelitian untuk melihat kondisi objektif di lapangan tentang pelaksanaa model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri 4 Pinrang.

    B. Perumusan Masalah
                 Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
“Bagaimana deskripsi pelaksanaa Model Kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMP Negeri 4 Pinrang”.
                 Yang akan diamati dalam pelaksanaan Model Koperatif pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah:
a.     Fase Pertama
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
b.     Fase Kedua
Guru menyajikan materi pembelajaran kepada siswa dengan cara demonstrasi atau lewat bacaan yang telah disiapkan.
c.      Fase Ketiga
  Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang.
d.     Fase Keempat
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas
e.      Fase Kelima
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan diskusi/Tanya jawab.
f.       Fase Keenam
Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi dan menghargai upaya dan hasil belajar siswa, baik secara individu maupun secara kelompok.

    C. Tujuan Penelitian
                 Berdasarkan rumusan masalah atau objek yang diteliti, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi pelaksanaan Model Kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas IX SMP Negeri 4 Pinrang yang meliputi:
a.     Fase Pertama
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
b.     Fase Kedua
Guru menyajikan materi pembelajaran kepada siswa dengan cara demonstrasi atau lewat bacaan yang telah disiapkan.
c.      Fase Ketiga
Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang.
d.     Fase Keempat
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas
e.      Fase Kelima
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan diskusi/Tanya jawab.
f.       Fase Keenam
Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi dan menghargai upaya dan hasil belajar siswa, baik secara individu maupun secara kelompok.

    D.Manfaat Hasil Penelitian
                 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1.     Memberikan bekal kepada mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Indonesia STKIP Cokroaminoto Pinrang kepada khususnya dan mahasiswa FKIP universitas lainnya yang membina jurusan bahasa Indonesia pada umumnya sebagai calon guru mengenai model pembelajaran yang tetap dalam mengajar jika sudah menjadi guru yang sebenarnya.
2.     Memberikan sumbangan pemikiran atau informasi sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMP Negeri 4 Pinrang sebagai bahan koreksi tentang cara pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model kooperatif
3.     Sebagai bahan perbangdingan bagi pihak yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
    A.Tinjauan Pustaka
    1. Pembelajaran Bahasa Indonesia
                 Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaannya, dan berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.
                 Menurut Celce-Maria (dalam Depdiknas 2003) kompetensi utama yang dituju oleh pendidikan bahasa kompetensi wacana kompetensi wacana adalah jika seseorang berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis, orang tersebut terlibat dalam suatu wacana. Wacana adalah sebuah peristiwa komunikasi yang dipengaruhi oleh topic yang dikomunikasikan.
                 Berkomunikasi berarti secara otomatis mengaktifkan kompetensi wacana, begitupun hasil karya kesusatraan Indonesia adalah wacana yang berarti menggunakan seperangkat strategis atau prosedur untuk merealisasikan yang terdapat dalam unsure-unsur bahasa, dalam menafsirkan dan mengungkapkan makna. Carthy et al (dalam Depdiknas: 2003) mengemukakan bahwa makna apapun yang ia peroleh dan ia ciptakan selalu terkait dengan komeks situasi yang melingkupinya.
                 Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan Menengah tahun 2006 dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
                 Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mengambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa , dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespons situasi lokal, regional, nasional, dan global. Artinya, guru lebih mandiri dan luluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya.
                 Dari uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa tujuan umum mata pelajaran bahasa Indonesia agar peserta didik memiliki kemampuan untuk:

1.     Berkomunikasi secara aktif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2.     Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, dan bahasa Negara.
3.     Memahami bahasa Indonesia dan menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4.     Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dal sosial.
5.     Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6.     Menghrgai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

                 Untuk mencapai kompetensi dan tujuan diatas, guru harus mampu menjabarkan kegiatan pembelajaran dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan kekhasan bahan ajar dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan berpikir siswa.

    2. Penilaian Hasil Belajar Siswa
                 Implementasi PP No. 19 tentang standar Pendidikan Nasional member implikasi terhadap sistem penilaian, termasuk konsep dan teknik penilaian hasil belajar siswa.
                 Penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru satuan pendidikan termasuk penilaian internal. Model penilaian (BSNP: 2007) dijelaskan bahwa penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pendidik (guru) pada proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu.
                 Dalam lampiran peraturan Menteri Pendidikan Nasional 2007 No.20 Tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan dijelaskan bahwa penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengelolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian yang dimaksud dalam bentuk ulangan. Ulangan adalah yang dilakukan untuk mengukur pencapaian  komperensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
                 Penilaian hasil belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan standar penilaian pendidikan adalah: 1) ulangan harian, 2) ulangan tengah semester, 3) ulangan akhir semester, 4) ulangan kenaikan kelas, 5) ujian sekolah, dan 6) ujian nasional.
                 Berdasarkan penilaian tersebut dapat menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat digunakan untuk 1) perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai criteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan, 3) perbaikan program dan proses pembelajaran, 4) pelaporan atau penilaian kinerja guru untuk keberhasilan siswa, 5) penentuan kenaikan kelas, dan 6) penentuan lulus untuk tingkat satuan pendidikan tertentu.

    3. Model Belajar Kooperatif
                 Dari latar belakang pada pendahuluan, diperoleh informasi bahwa SMP Negeri 4 Pinrang Kabupaten Pinrang, pada umunya guru bahasa Indonesia cenderung memilih dan menggunakan metode ceramah dalam pelaksanaan pemblajaran sehingga siswa kurang antusias, jenuh, dan pasif dalam menerima pelajaran. Hal ini berarti pembelajaran hanya terpusat pada guru. Guru seharusnnya menyediakan banyak kesempatan bagi siswa untuk bekerja sama dalam situasi memecahkan masalah secara kooperatif. Kebiasaan mengajar secara spontanitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebaiknya ditinggalkan dan sedapat mungkin diganti dengan pembelajaran kooperatif, sesuai yang dituntut alam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
                 Model belajar kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yabg telah dirumuskan. (Wina Sanjaya ; 2008). Senada dengan Slavina (dalam Wina : 2006) mengemukakan bahwa kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan prestasi siswa sekaligus diri dari orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Selain itu pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling  bergantungan satu sama lain atau tugas-tugas bersama, belajar untuk saling menghargai satu sama lain (Trianto: 2007). Senada dengan diatas Ratumanan (dalam Depdiknas: 2005) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik, dan keterampilan antar pribadi. Anggota-anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugaas kelompok dan mempelajari materi itu sendiri.
                 Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja di dalam kelompok mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran tersebut. Akhirnya kepada seluruh siswa diberikan tes tentang materi itu. Pada waktu tes, mereka tidak dapat saling membantu. Poin setiap anggota tim, selanjutnya dijumlahkan untuk mendapat skor kelompok. Tim yang mencapai criteria tertentu diberikan penghargaan atau ganjaran lain.
                 Adapun tahap-tahap pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada fase-fase berikut:                














Sintanks Model Pembelajaran Kooperatif
Fase
Tingkat Laku Guru
Fase I
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (indicator hasil belajar), guru memotivasi siswa, guru mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu.
Fase II
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi  kepada siswa  dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.
Fase III
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok belajar, guru mengornisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar (setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang dan harus heterogen terutama jenis kelamin dan kemampuan siswa)
Fase IV
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas
Fase V
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta siswa mempresentasi-kan hasil kerjanya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi/Tanya jawab
Fase VI


Ibharim, dkk:2000, dalam Trianto:2007






    B. Kerangka Berpikir
                 Bahasa Indonesia merupakan ilmu dan keterampilan yang perlu mendapatkan perhatian khusus bagi peserta didik, karena bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dan sebagai bahasa pengantar pembelajaran pada setiap jenis dan jenjang pendidikan, baik pendidikan umum maupun kejuruan. Dengan mempelajari bahasa Indonesia, siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu sisa juga diharapkan dapat memecahkan segala persoalan yang dihadapi, terutama masalah yang berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia.
                 Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajarnya sangat ditentukan oleh proses pembelajaran di kelas. Untuk itu, pengunaan model/strategi pembelajaran sesuai dengan bahan ajar atau materi yang diajarkan akan dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Model pembelajaran kooperatif berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan lagi transfer pengetahuan dan keterampilan dari guru ke siswa. Siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaat dan bagaimana cara mencapainya. Siswa menyadari bahwa apa yang mereka pelajari saat ini akan berguna bagi masa depannya. Dalam upaya ini, guru bertindak sebagai pengarah, pembimbing, mediator, dan fasilitator. Dengan konsep model pembelajaran ini, hasil belajarnya dapat ditingkatkan.
                 Proses pelaksanaan pembelajaran kooperatif dilakukan secara tertahap melalui fase-fase berikut: (1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa; (2) guru menyajikan bahan pelajaran kepada siswa; (3) guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas; (4) guru mengevaluasi hasil belajar siswa; (5) guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.


























BAB III
METODE PENELITIAN
    A.Variabel dan Desain Penelitian
    1. Variable Penelitian
                 Berdasarkan judul penelitian ini yakni “Pelaksanaan Model Kooperatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IX SMP Negeri 4 Pinrang”, maka yang menjadi variable adalah pelaksanaan Model Kooperatif dalam Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai variable tunggal.
    2. Desain Penelitian
                 Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui deskrifsi pelaksanaan Model Kooperatif  dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMP Negeri 4 Pinrang. Kabupaten Pinrang, maka desain penelitian ini adalah mendeskripsikan fase-fase pelaksanaan pembelajaran yang menekankan Model Kooperatif mulai dari (1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa; (2) guru menyajikan bahan pelajaran kepada siswa; (3) guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas (4) guru mengevaluasi hasil belajar siswa; (5) guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
    B. Deferisi Operasional Variable
                 Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap pengertian variable yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulisan merasa perlu mengemukakan defenisi variable tersebut:
1.     Deskripsikan pelaksanaan: penggambaran dengan kata-kata secara jelas tentang pelaksanaan Model Kooperatif dalam Pembelajaran bahasa Indonesia.
2.     Model kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
3.     Pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses, perbuatan, cara mengajar bahasa Indonesia.

    C. Populasi dan Sampel
    1. Populasi
                 Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah tenaga pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia sebanyak 3 orang; jumlah siswa sebanyak 235 orang terbagi dalamm lima kelas.  Jumlah kompetensi dasar adalah 18 buah, dan 54 jam pembelajaran atau 27 kali pertemuan.

    2. Sampel
                 Karena jumlah populasi penelitian ini besar, maka perlu kiranya diadakan pengambilan sampel, mengingat pertimbangan waktu, dana, karakteristik populasi, besarnya jumlah sampel, dan tenaga yang digunakan dalam penelitian ini, maka pengambilan sampel dilakukan dengan mengunakan teknik porpusive sample yakni penulis mengambil kelas IX C yang jumlah siswanya sebanyak 47 orang; satu orang guru bahasa Indonesia yang mengajar kelas IX tersebut; Kompetensi Dasar diambil dua buah; dan pelaksanaan pembelajaran diambil 4 kali pertemuan.

    D. Teknik Pengumpulan Data
                 Teknik yang digunakan dalam menghimpun data adalah:
a.     Dokumentasi  
                 Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mengambil program pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk memperoleh data tentang persiapan guru dalam melakukan tugasnya.

b.    Observasi Langsung
                 Penelitian mengadakan observasi langsung terhadap kegiatan belajar yang terjadi dikelas untuk melihat bagaimana guru mengajar, bagaimana interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran dengan berpedoman pada indicator-indikator Model Kooperatif.

c.      Angket
                 Angket disebarkan kepada siswa untuk memperoleh data atau informasi tentang cara mengajar guru didalam kelas. Penyebaran angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data tambahan yang mendukung data yang diperoleh melalui obsevasi.

d.    Teknik Analisis Data
                 Berdasakan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka data akan dianalisis dengan menggunakan teknik identifikasi berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran yang menekankan model kooperatif, kemudian dideskripsikan sesuia dengan kenyataan yang ada dilapangan dengan menggunakan kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik yang disesuaikan dengan indikator model Kooperatif.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.   Penyajian Hasil Analisi Data
                 Telah diuraikan pada bagian terdahulu bahwa Model kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Model kooperatif dalam melaksanakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk belajar sevara optimal, agar siswa dapat menguasai indicator yang harus dicapai. Untuk itu, penulis akan mengamati pelaksanaan Model Kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikelas IX SMP Negeri 4 Pinrang, Kabupaten Pinrang. Pengamatan yang dimaksud meliputi (1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa; (2) guru menyajikan bahan pelajaran kepada siswa; (3) guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas (4) guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas (5) guru mengevaluasi hasil belajar siswa; (6) guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
                 Untuk lebih sistematis dan konkrit maka dalam penyajian hasil pengamatan ini, penulis menguraikan secara berturut-turut ruang lingkup penelitian, 1) menyampaiakan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa; 2) menyajikan bahan pelajaran kepada siswa; 3) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; 4) membimbing kelompok bekerja dan belajar; 5) mengevaluasi; 6) memberikan penghargaan.
                 Penulis perlu menekankan bahwa indikator yang digunakan untuk mengamati masalah yang telah dirumuskan adalah indikator yang digunakan untuk mengamati masalah yang telah dirumuskan adalah indikator Model Kooperatif menurut Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Namun indikator tersebut telah dimodifikasi oleh penulis sesuai dengan masalah yang akan diamati.

1.     Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
                 Selama penelitian berlangsung, sebelum guru memasuki materi pembelajaran terlebih dahulu dia memberikan apersepsi, yaitu dengan menanyakan materi yang telah dibahas sebelumnya atau menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Berdasarkan informasi dari responden diperoleh data: 20 orang atau 43% yang menyatakan bahwa guru tersebut selalu mengadakan apersepsi, 27 orang atau 57% yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada seorangpun yang menyatakan bahwa guru tersebut tidak pernah melakukan apersepsi dalam pembelajaran.
                 Pada saat penelitian berlangsung guru menyampaikan tujuan pembelajran. Tujuan pembelajaran tersebut selalu dituliskan guru sebagai acuan atau kontrak dalam suatu pertemuan dalam pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang disiapkan. Dari 47 responden, 40 orang atau 85% yang menyatakan guru bahasa Indonesia selalu memotivasi siswa untuk belajar 17 orang atau 36% yang menyatakan kadang-kadang.
                 Dari uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa indikator  model kooperatif dalam hal “Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa” terlaksana dengan sangat baik.

2.     Menyajikan Informasi
                 Hasil observasi yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung diperoleh  datan bahwa guru sentiasa berusaha menyajikan informasi kepada siswa dengan cara demonstrasi atau pemodelan, bergantung mata bahan ajar. Apabila bahan ajarnya menghendaki demonstrasi, maka guru tersebut menyajikan. Bahan ajar juga banyak dalam bentuk bacaan, maka guru tersebut menyajikan lewat bacaan. Penyebaran angket kepada 47 orang responden diperoleh data bahwa: 40 orang atau 85% menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia selalu menyampaikan atau menyajikan informasi dalam bentuk demostrasi atau lewat bacan 7 orang atau 15% yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak seorangpun yang menyatakan bahwa guru tidak menyajikan informasi dalam pembelajaran.
                 Data diatas menunjukkan bahwa indikator model kooperatif pada kegiatan atau fase menyajikan informasi gterlaksana dengan sangat baik.

3.     Mengorganisasikan Siswa ke dalam Kelompok-kelompok Belajar
                 Selama penelitian berlangsung, guru senagtiasa menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok-kelompok belajar (setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang) dan harus heterogen terutama jenis kelamin dan kemampuan siswa. Dalam hal mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar diperoleh data dari responden 40 orang atau 85% yang menyatakan bahwa guru bahasa Indonesia selalu mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar, 7 orang atau 15% yang menyatakan kadang-kadang, dan tidak seorangpun yang menyatakan tidak pernah.
                 Berdasarkan data diperoleh diatas, maka dapat dinyatakan bahwa indikator model kooperatif dalam hal “Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar” terlaksana dengan sangat baik.

4.     Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar
                 Bedasarkan pengamatan selama penelitian berlangsung diperoleh data, bahwa guru kadang-kadang membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru harus dapat melihat mana kelompok yang membutuhkan bimbingan pada saat belajar. Setiap kelompok tentu mempunyai karakter yang berbeda, terutama kemampuan rata-rata anggotanya. Tentu mempunyai karakter yang berbeda, terutama kemampuan rata-rata anggotanya. Tentu kelompok yang anggtonya kurang atau dibawah rata-rata inilah yang membutuhkan bimbingan pada saat belajar. Dari 47 responden, 6 orang atau 13% yang menyatakan bahwa guru tersebut selalu membimbing kelompok bekerja dan belajar, 21 orang atau 45% yang menyatakan kadanng-kadang, dan 20 orang atau 42% yang menyatakan tidak pernah.
                 Berdasarkan data diatas maka dapat dinyatakan bahwa indikator model kooperatif dalam hal “membimbing kelompok bekerja dan belajar” terlaksana dengan cukup baik.

    5. Evaluasi
                 Berikut ini akan diuraikan secara berturut-turut pelaksanaan evaluasi /penilaian dan jenis-jenis alat penilaian/evaluasi.

5.1 Pelaksanaan Evaluasi
Evaluasi/Penilaian yang dilaksanakan guru pada saat pembelajaran adalah dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa dan mengadakan tes harian/formatif setiap indikator selesai dibahas. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan diatas selama kegiatan penelitian berlangsung, maka dapat dikatakan bahwa indikator pelaksanaan model kooperatif dalam hal pelaksanaan penilaian/evaluasi pada saat pembelajaran terlaksana dengan baik.

5.2 Jenis-jenis Alat Penilaian (Evaluasi)
Jenis-jenis tes yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran adalah jenis tes tertulis dan jenis tes untuk kerja disesuaikan dengan indikator. Pada umunya bentuk tes tertulis yang digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai bentuk ulangan harian SMP Negeri 4 Pinrang tersebut adalah tes uraian. Berdasarkan data diatas, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan indikator modek Kooperatif dalam hal pengunaan jenis-jenis tes terlaksana dengan baik.

6. Pemberian Penghargaan
                 Berdasarkan pengamatan selama penelitian berlangsung diperoleh data bahwa guru kadang-kadang memberikan penghargaan/penguatan kepada siswa dengan memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi. Tujuan dari memberikan penghargaan/penguatan tersebut, untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar melalui respon yang diperoleh dari guru. Dari 47 responden, 5 orang atau 13% menyatakan bahwa guru tersebut selalu memberikan penguatangan berupa pujian kepada siswa, 38 orang atau 82% yang menyatakan kadang-kadan, dan 2 orang responden atau 5% yang menyatakan tidak pernah.
                 Berdasarkan data diatas maka dapat dinyatakan bahwa indikator model kooperatif dalam hal “kegiatan guru dalam memberikan penghargaan” terlaksana dengan cukup baik.

    B.Pembahasan
                 Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat dideskripsikan pelaksanaan model kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMP Negeri 4 Pinrang sebagai berikut:

1.     Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
        Pada fase ini, merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa kegiatan awal. Dimana kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi guru mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa (apersepsi). Selanjutnya guru memotivasi siswa dengan ilustrasi atau infomasi singkat betapa bermanfaatnya materi pembelajaran ini. Kegiatan akhir guru pada fase ini adalah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam setiap kali pertemuan. Guru mengadakan apersepsi memoivasi siswa, dan menyampaikan tujuan pembelajaran rata-rata terlaksana dengan sangat baik.

2.     Menyajikan Informasi
        Menyajikan informasi dengan mendistribusikan materi pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan jalan demostrasi atau menyajikan lewat bacaan. Setelah menyajikan pembelajaran guru memberikan pertanyaan-pertanyaan (Tanya jawab). Pada fase ini rata-rata terlaksana dengan baik.

3.     Mengorganisasikan Siswa dalam Kerja Kelompok
                 Pada fase ini guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelampok belajar, guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar (setiap kelompok beranggota 4-5 orang dan harus interogen terutama jenis kelamin dan kemampuan siswa). Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka dapat dinyatakan bahwa indicator kooperatif dalam hal ini terlaksana dengan baik.

4.     Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar 
        Pada saat siswa bekerja dalam kelompok, ada kelompok-kelompok yang kurang paham, peranan guru sebagai pembimbing kurang dilaksanakan, sehingga kadang-kadang kelompok tersebut hanya ribut. Seharusnya guru proaktif memberikan bimbingan atau contoh kerja, sehingga dengan demikian siswa bekerja dalam kelompok tersebut dengan baik. Namun demikian, pada fase ini hanya terlaksana dengan cukup baik.

5.     Evaluasi
        Pada pelaksanaan evaluasi/penilaian meliputi : Pelaksanaan Evaluasi dalam proses pembelajaran terlaksana dengan baik dengan memperhatikan pelaksanaan ulangan harian setiap selesai dua kompetensi dasar pada pembelajaran dan pemberian tugas kepada siswa dengan frekwensi yang cukup tinggi; jenis-jenis alat penilaian terlaksana dengan baik. Alat penilaian yang lazim digunakan adalah tes bentuk esai, hal ini dapat membiasakan peserta didik menuangkan pikiran dan daya nalarnya dapat berkembang serta guru dapat menilai pemahaman, penguasaan, dan penggunaan bahasa siswa.

6.     Pemberian Penghargaan
        Guru yang professional harus memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi untuk menghargai hasil upaya dan hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. Penghargaan itu bias hanya pujian atau jempol kepada siswa atau kelompok yang berprestasi. Tujuan dari pemberian penghargaan adalah untuk membangkitkan minat atau motivasi belajar siswa. Dengan demikian siswa termotivasi belajar dengan baik.





















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
    A.Kesimpulan
                 Bertolak dari hasil analisis yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.           Pelaksanaan model kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMP Negeri 4 Pinrang umumnya terlaksana dengan sangat baik.
2.           Pelaksanaan model kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMP Negeri 4 Pinrang dalam hal penyajian pembelajaran secara umum terlaksana dengan baik, namun masih ada yang perlu ditingkatkan pelaksanaannya seperti dalam hal memotivasi siswa dan memberikan penghargaan kepada siswa, maka akan tumbuh rasa percaya diri siswa yang kuat.
3.           Pelaksanaan model kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMP Negeri 4 Pinrang dalam hal penilaian terlaksana dengan baik.

B.   Saran-saran
        Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas proses pembelajaran, maka ada beberapa hal yang perlu disarankan:
1.           Guru mata pelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat menerapkan model kooperatif seoptimal mungkin, sehingga diperoleh proses pembelajaran yang optimal terutama aktivitas peserta didik.
2.           Diharapkan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia agar mengunakan Multimedia dan alat peraga dalam pembelajaran supaya siswa termotivasi untuk belajar bahasa Indonesia sehingga pada akhirnya menghasilkan  siswa yang terampil menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta santun disetiap  kesempatan.
























DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman 1994. Pengelolaan Pengajaran Ujung Pandang: Bintang Selatan
Aksin Amir.1993. Mari Menyusun Skripsi. Ujung pandang: Putra Maspul.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tingakan Kelas (Class Action Resrarch ). Jakarta: Depdiknas. Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ali, Muhammad. 1993 Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angsa.
B.Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses  Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta.Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Evaluasi dan Penelitian Proyek Peningkatan Mutu Guru. Jakarta. Dirjen Diknasmen.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . 2003. Penelitian Tindakan Kelas Bahasa dan Sastra Indonesia. Depdiknas. Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendinas. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP.
Pemendiknas. 2007. Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: BNSP
Puskun Balitban. 2006. Landasan Pengembangan Silabus dan Rencana Pembelajaran.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudjana, Nana. 2008. Model Kooperatif dalam Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Syamsuduha. 1996. Upaya Meningkatkan Kualitas Berbahasa Melalui Pengajaran Bahasa dan sastra Indonesia di SLTA (Makalah). Ujung Pandang.
Tim Pelatih Proyek PSGM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pengembangan Guru Sekolah Menengah.
Trianto. 2007 Model-model  Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Usman, Moh. Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: BP Panca Bhakti.









    Lampiran
ANGKET UNTUK SISWA
    Petunjuk: Jawablah Pertanyaan yang paling cocok menurut Anda dengan memberikan tanda silang (X)
1.     Apakah guru mata pelajaran bahasa Indonesia Anda, memotivasi siswa untuk belajar jika proses pembelajaran berlangsung?
a.  Selalu                   b.kadang-kadang             c.tidak pernah
2.     Apakah dalam memulai pelajaran, guru terlebih dahulu menanyakan pelajaran yang telah lalu atau hal-hal yang ada kaitannya dengan materi?
a.  Selalu                   b.kadang-kadang             c.tidak pernah
3.     Apakah guru mata pelajaran bahasa Indonesia anda, menyajikan informasi kepada siwa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan?
a.  Selalu                   b.kadang-kadang             c.tidak pernah
4. Apakah guru mata pelajaran bahasa Indonesia anda, menjelaskan kepada siswa cara membentuk kelompok?
a.  Selalu                                                  b.kadang-kadang           c.tidak pernah
    5. Apakah guru mata pelajaran bahasa Indonesia Anda, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar (setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang) dan harus heterogen terutama jenis kelamin dan kemampuan siswa?
a.  selalu                    b.kadang-kadang             c.tidak pernah
6. Apakah guru mata pelajaran bahasa Indonesia Anda, membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas?
a.  selalu                    b.kadang-kadang             c.tidak pernah
7.     Apakah Anda menyelesaikan tugas sebaik-baiknya secara tuntas jika diberikan tugas oleh guru
a.  selalu                    b.kadang-kadang             c.tidak pernah
8.     Apakah guru mata pelajaran bahasa Indonesia Anda, mengevaluasi hasil belajar tantangan materi yang telah dipelajari
a.  selalu                    b.kadang-kadang             c.tidak pernah
9.     Apakah guru mata pelajaran bahasa Indonesia Anda, meminta siswa mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian dilanjutkan dengan diskusi atau Tanya jawab?
a.  selalu                   b.kadang-kadang             c.tidak pernah

10.             Apakah guru memberikan penghargaan atau pujian kepada Anda atau siswa lainnya yang menghasilkan mengerjakan tugas yang diberikan?
a.  selalu                    b.kadang-kadang             c.tidak pernah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar